Solidaritas.net, Depok – Serikat Mahasiswa Progresif Universitas Indonesia (SEMAR UI) melakukan aksi Kamisan kedua untuk mengingkatkan publik agar jangan memilih Presiden pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM), Kamis (27/02), di depan halte Stasiun Depok UI.
Mahasiswa UI membagi-bagikan siaran pers dan selebaran, melakukan orasi, pembacaan puisi dan membawakan lagu-lagu perjuangan.
Kamisan UI adalah aksi melawan lupa terhadap isu penting yang banyak dilupakn publik. Aksi ini dilakukan setiap hari Kamis secara rutin, agar isu yang telah hilang begitu saja dapat bergaung kembali di telinga publik. Salah satu isu yang dilupakan publik adalah isu pelanggaran HAM di Indonesia.
“Upaya melawan lupa atas track record para politisi yang bertarung dalam kontestasi Pemilu, sangat penting untuk dibuka ke publik. Tujuannya agar publik tidak gegar ingatan karena terbuai dalam pencitraan media yang terkooptasi,” kata Juru Bicara SEMAR UI, Rio Apinino di dalam pernyataan sikapnya.
Ia juga menyayangkan aktor yang terlibat dalam peristiwa pelanggaran HAM justru mencalonkan diri sebagai presiden.
“Padahal, kasus pelanggaran HAM mereka hingga sekarang belum tuntas. Hal ini bisa kita lihat dalam diri Prabowo dan Wiranto (penculikan aktivis 1997-1998, Santa Cruz Timor-Timur), Aburizal Bakrie (Lumpur Lapindo), dan Surya Paloh (Kasus Luviana),” jelas Rio.
Di dalam tuntutannya, SEMAR UI mendesak aparat hukum untuk menuntaskan pelanggaran HAM yang telah terjadi dan mengadili pelakunya.
“Kami menyerukan kepada publik secara luas untuk mendesak aparat hukum agar menuntaskan pelanggaran HAM yang telah terjadi dan adili pelakunya,” tegasnya. (Rn)
