Solidaritas.net, Bogor – Belum kering luka kaum buruh yang diserang dan dipukuli oleh Pemuda Pancasila (PP) pada Rabu (24/6/2015) kini PT Voksel Elektrik sudah membuka lowongan pekerjaan. Di dalam lowongan yang beredar di media sosial tersebut, pabrik produsen kabel ini membuka lowongan untuk laki-laki.
Hal ini memberikan indikasi bahwa buruh harus berhati-hati karena pengusaha sedang mempersiapkan pengganti bagi buruh yang melakukan pemogokan.
Hal ini juga menjelaskan perusahaan menggunakan sistem kerja kontrak bukan karena pekerjaan bersifat musiman yang masa kerjanya paling lama 3 tahun, tapi untuk tujuan penghematan. Sudah menjadi kenyataan sehari-hari bagi buruh untuk menerima pelanggaran penggunaan buruh kontrak yang dilakukan oleh pengusaha, sementara Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat tidak berbuat apa-apa. Jika tidak ada pelanggaran itu, buruh seharusnya menikmati status sebagai karyawan (buruh) tetap, bukannya buruh kontrak.
Dalam perjuangan atas hak normatifnya, buruh PT Voksel Elektrik yang tergabung dalam Serikat Pekerja Multi Metal (SPMM) Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia (FSPASI) menuntut:
- Cabut skorsing Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Multi Metal (SPMM) FSPASI PT Voksel.
- Angkat buruh PKWT (kontrak), borongan dan harian menjadi buruh PKWTT (tetap).
- Komponen upah sesuai dengan Upah Minimum Sektoral Kabupaten Bogor sector 3 ditambah tunjangan transportasi.
- Kembalikan masa kerja yang hilang.
- Percepat perundingan pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Bukannya dipenuhi sesuai dengan ketentuan UU Ketenagakerjaan yang berlaku, buruh malah mendapat serangan dari Pemuda Pancasila dan Karang Taruna yang melindungi kepentingan pengusaha PT Voksel. Buruh dikejar-kejar sampai ke kontrakan dan kost-kostan mereka. Malah, aksi kekerasan ormas terhadap buruh ini diduga dibekingi oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor berinisial JS dari fraksi PPP.
