Buruh Sering Shift Malam Ternyata Lebih Cepat Pikun

0

Solidaritas.net – Tuntutan pekerjaan membuat sebagian buruh pabrik terpaksa harus bekerja di luar jam kerja normal. Jika biasanya orang-orang bekerja mulai pagi hari hingga sore, maka mereka akan bekerja dengan jadwal shift pada jam malam hingga pagi hari kemudian. Dengan jam kerja seperti itu, para buruh pabrik ini terpaksa harus melupakan waktu tidur normal pada malam hari, dan baru beristirahat pada siang hari setelah bekerja.

kerja malam hari lebih cepat pikun
Kerja pada malam hari (foto ilustrasi). © theatlantic.com

Namun, kerja shift ini ternyata dapat mengganggu kesehatan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan telah menemukan hubungan antara kerja shift dengan sejumlah penyakit, seperti masalah jantung dan beberapa jenis kanker. Selain itu, bekerja pada shift malam juga berisiko tinggi untuk mengalami kecelakaan. Baru-baru ini, salah satu penelitian di Prancis juga menunjukkan pekerja shift malam dapat mengalami gangguan kognitif kronis.

“Orang yang bekerja shift selama 10 tahun atau lebih memiliki kemungkinan menderita kehilangan memori dan kekuatan otak,” jelas hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Occupational & Environmental Medicine, seperti dikutip dari www.channelnewsasia.com.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa bekerja shift yang terlalu banyak dilakukan dapat menyebabkan penurunan kekuatan otak, atau bisa juga disebut akan lebih cepat pikun.

Penelitian ini sendiri dilakukan dengan subjek sebanyak 3.000 pekerja yang masih aktif dan yang sudah pensiun dari berbagai bidang pekerjaan yang ada di wilayah selatan Perancis pada tiga kurun waktu, yakni tahun 1996, 2001 dan 2006. Semua pekerja aktif dan mantan pekerja itu dites untuk mengetahui memori jangka panjang dan memori jangka pendek, serta kecepatan proses berpikir dan kemampuan kognitif mereka secara keseluruhan.

Sekitar setengah dari pekerja yang terlibat dalam penelitian ini, baik mereka yang berusia 32 tahun, 42 tahun, 52 tahun atau 62 tahun saat pertama kali dites, telah bekerja dengan jadwal kerja shift pada malam hari atau berganti-ganti jadwal kerja antara pagi, siang dan malam. Dengan membandingkan perubahan hasil penelitian dari waktu ke waktu, para peneliti menemukan hubungan antara kerja shift dan kemampuan otak para pekerja.

Mereka yang sering bekerja pada jadwal shift malam selama 10 tahun akan mengalami penurunan kekuatan dan fungsi otak yang setara dengan tambahan usia 6,5 tahun, atau kemampuan otak pada orang yang lebih tua. Dalam kata lain, jika seorang pekerja berusia 25 tahun sering bekerja shift malam selama 10 tahun, maka di usia 35 tahun kemampuan otaknya mengalami penurunan seperti orang-orang yang sudah berusia 41,5 tahun.

Meski fungsi otak tersebut dapat dipulihkan kembali, namun itu membutuhkan waktu setidaknya selama lima tahun. Selain itu, meski ada hubungannya antara jadwal kerja shift dengan penurunan fungsi otak, namun para peneliti mengaku belum bisa membuktikan secara meyakinkan bahwa jadwal kerja shift ini merupakan penyebab utama penurunan fungsi otak. Sehingga, mereka menyebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *