Solidaritas.net, Inggris – Tentunya tak banyak politisi di Inggris yang akan memprediksi Jeremy Corbin akan memimpin Partai Buruh. Apalagi, selama ini dia tidak punya catatan sebagai pejabat formal di partai tersebut. Namun, itulah yang terjadi saat ini. Meski sempat tidak diperhitungkan oleh lawan-lawan politiknya, tapi Corbyn bisa menyapu lebih dari 60 persen suara dalam pemilihan Ketua Partai Buruh yang telah berlangsung sejak tiga bulan terakhir.
Pada Sabtu (12/9/2015), Partai Buruh pun mengumumkan kemenangan Corbyn sebagai pemimpin partai yang memenangkan Tony Blair sebagai Perdana Menteri Inggris sebelum pemerintahan David Cameron itu. Kemenangan besarnya itu benar-benar dramatis. Sikap politiknya yang radikal; anti perampingan anggaran, seruan penghapusan senjata nuklir, dan renasionalisasi sejumlah perusahaan, malah memberikan kemenangan sensasional.
“Haluan politiknya di tengah ekonomi yang lesu dan banjir pengungsi, membuat Corbyn justru menarik pemilih muda Partai Buruh, padahal umur Corbyn lebih tua 20 tahun dari rata-rata para pesaingnya,” tulis BBC Indonesia, dikutip Solidaritas.net , Selasa (15/9/2015).
Kemenangan Corbyn yang dikenal sebagai tokoh sayap kiri ini pun memicu pengunduran diri sejumlah anggota kabinet bayangan Partai Buruh. Pasalnya, partai itu sudah cenderung mengarah ke haluan kiri tengah sejak kekalahan di Pemilu 1980an, yang kemudian berhasil mendudukkan Tony Blair dan Gordon Brown memerintah Inggris selama 13 tahun. Namun, sikap politik itu ditentang Corbyn selama ini, dan sekarang dia akan mengembalikannya. Jeremy Corbin, Pemimpin Baru Partai Buruh yang Pro Pengungsi dan Anti Zionis)
Untung saja, dia masih mendapat dukungan dari para senior. Ketua yang digantikannya, Ed Miliband dan bekas wakil perdana menteri Lord Prescott mendesak anggota parlemen dari Partai Buruh untuk mendukung penuh Corbyn, karena dia memiliki mandat kuat dari para anggota partai. Sementara menteri bayangan urusan bisnis, Chuka Umunna, yang sempat menarik diri dari pemilihan ketua, mengajak semua berdiri bersama di belakang ketua baru.
“Corbyn mengatakan bahwa ia ingin membangun suatu masyarakat yang berdasarkan ‘nilai-nilai sosialis’ tapi diakuinya tugas sebagai ketua Partai Buruh merupakan ‘tugas yang pelik’,” tulis BBC Indonesia melaporkan kemenangan dan target Corbyn sebagai Ketua Partai Buruh.
Politisi kelahiran 1949 yang sudah menjadi anggota parlemen sejak 32 tahun lalu itu juga diyakini akan tetap muncul di berbagai unjuk rasa, seperti saat mendukung datangnya para pengungsi di Inggris beberapa waktu lalu. Selain itu, Corbyn juga dikenal sebagai tokoh yang anti Zionis dan politik penjajahan yang dilakukan negara-negara Barat di sejumlah negara Arab, termasuk Palestina. Kita tunggu saja gebrakan Corbyn di Inggris selanjutnya!
