Buruh Tambang Tiongkok Mogok Tuntut Bonus Akhir Tahun

0

Solidaritas.net | Tiongkok – Ratusan pekerja di tambang batu bara milik pemerintah di provinsi Tiongkok timur Shandong melanjutkan mogok kerja pada hari Senin (5/01/2015) seperti dilansir Radio Free Asia, menyusul bentrokan pada akhir pekan di tengah protes atas upah dan tunjangan yang belum dibayar.

buruh tambang batu bara jinda tiongkok
Pekerja tambang batu bara menuntut tunjangan dan upah yang belum di bayar di Tengzhou, Tiongkok, 4 Januari 2015. © rfa.org / seorang pekerja (anonim)

Hampir separuh dari seluruh tenaga kerja di tambang Jinda dekat kota Tengzhou Shandong terus melakukan pemogokan pada hari Senin setelah sebelumnya massa yang berjumlah lebih dari 1.000 orang mulai berkumpul di luar kantor-kantor pemerintah kota pada awal tahun, memicu bentrokan dengan polisi pada hari Minggu (4/01/2015).

Seorang buruh mengatakan bahwa seorang pekerja menderita luka-luka kepala dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, sementara enam orang ditahan di tempat kejadian dalam bentrokan yang terjadi saat itu.

“Mereka berutang pada kami upah lima bulan, jadi ini mempengaruhi semua orang di tambang,” tutur seorang pekerja yang hanya memberikan nama panggilan A Ming.

“Kami masih belum kembali berproduksi,” katanya. “Beberapa pekerja pergi ke lokasi kerja mereka saat ini, tetapi mereka tidak bekerja di sana. Enam pekerja, empat pria dan dua wanita, ditahan selama protes massa pada hari Minggu, namun kemudian dibebaskan.”

Pemogokan dilangsungkan hanya beberapa minggu menjelang perayaan Tahun Baru Cina, ketika jutaan pekerja migran mengikuti tradisi melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan waktu dengan keluarga mereka, membawa hadiah uang, makanan mewah dan minuman, serta pakaian baru.

Seorang karyawan bermarga Jin yang menjawab telepon di kontraktor pencucian batubara Jinda menegaskan bahwa tambang telah berhenti produksi.

“Sekitar 1.000 sampai 2.000 orang yang dipengaruhi, seperti reaksi berantai,” kata Jin. “Mereka semua pergi ke pemerintah kota untuk memprotes.Kami tidak tahu di mana uang itu pergi, tetapi kenyataannya adalah, mereka tidak bisa membayar upah tersebut,” katanya.

Daftar tuntutan buruh yang diposting ke media sosial mengatakan bahwa perusahaan telah gagal untuk membayar bonus akhir tahun pada tahun 2013, dan juga telah gagal untuk membayar upah reguler buruh pada bulan Januari dan Februari 2014, serta Oktober hingga Desember 2014. Dikatakan perusahaan juga telah gagal dalam menjalankan kewajiban memenuhi asuransi kesehatan  dan pembayaran pensiun untuk beberapa bulan.

Tambang Jinda adalah salah satu dari sejumlah perusahaan yang dikendalikan oleh Energy Group Chenlong, yang didirikan oleh pimpinan Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa di Tengzhou pada tahun 2005 untuk memenuhi permintaan batubara.

Di bawah hukum tenaga kerja Tiongkok, pengusaha harus membayar “asuransi sosial” bagi buruh yang meliputi pensiun, perawatan kesehatan, pengangguran, asuransi kecelakaan, melahirkan, dan uang pesangon. Pemerintah daerah di Tiongkok bertanggung jawab untuk menegakkan hukum perburuhan dan untuk memastikan bahwa hak-hak pekerja dilindungi.

Namun menurut kelompok hak asasi berbasis di Hong Kong, China Labour Bulletin, departemen tenaga kerja lokal kekurangan staf, pendanaan, dan kekuatan politik untuk menegakkan hukum-hukum ini, di tengah iklim di mana pertumbuhan ekonomi adalah prioritas utama bagi pemerintah yang sedang kekurangan uang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *