Aksi Buruh Bekasi Lagi-Lagi Dihajar Aparat

0

Solidaritas.net, Kabupaten Bekasi  – Aksi buruh Bekasi dimulai sekitar jam 6 pagi, Jumat, 21 November 2014. Massa berkumpul di sekitaran PT Kayaba, kawasan MM2100, untuk menggerakan buruh yang pulang dari kerja shift 3 (tiga) agar terlibat dalam aksi. Pada pukul 9, massa bergerak dan menjemput buruh-buruh yang sudah menunggu di depan pabrik masing-masing. Pabrik-pabrik yang menolak mengeluarkan buruhnya, di-sweeping, seperti PT Yamaha.

Puluhan motor buruh dirusak oleh aparat polisi.  © Dwi Heryanto.
Puluhan motor buruh dirusak oleh aparat polisi. © Dwi Heryanto.

“Saya menerima banyak SMS (pesan singkat) yang meminta pabriknya di-sweeping,” kata buruh yang menolak namanya disebutkan.

Berkali-kali terjadi aksi saling dorong antara buruh dengan pihak keamanan pabrik. Bukan saja satpam yang disiagakan, tapi aparat TNI pun berada di depan pabrik untuk menghalau massa.

Rombongan massa aksi bergerak ke arah pintu tol kawasan MM2100, namun dihadang oleh aparat kepolisian. Tanpa segan, polisi langsung membubarkan dan merepresi massa dengan pentungan dan tendangan. Motor-motor buruh yang tertinggal, ditendangi dan dirusak. Buruh yang anggap provokator digiring ke pos keamanan.

Aksi tidak berhenti sampai di situ. Mereka melanjutkan sweeping ke pabrik-pabrik. Buruh-buruh dari di kawasan maupun di luar kawasan ikut bergerak. Rombongan buruh di daerah seputaran Tambun dan Cibitung bergerak mengajak buruh-buruh lainnya untuk terlibat.

Sesampainya massa di lampu merah Cibitung, mereka dihalau oleh blokade polisi yang sudah berjaga-jaga. Tanpa negosiasi, polisi langsung menghajar massa dan merusak motor-motor milik buruh.

(Baca selanjutnya, di halaman 2)

Mendengar informasi banyak terjadi kekerasan, buruh menjadi geram. Seusai Shalat Jumat, mereka kembali bergerak dengan kekuatan besar. Tapi, lagi-lagi mendapatkan polisi memukul mundur massa secara membabi buta di kawasan MM2100. Kekerasan terhadap buruh juga terjadi di kawasan Jababeka. Seorang buruh mengalami luka bocor kepala.

Sementara, massa yang terkonsentrasi di kawasan EJIP masih bertahan sambil berorasi. Sekitar pukul 17.45, mobil water canon bergerak menujuk lokasi aksi yang berada di sekitar PT Kalbe Farma.

Di saat massa berhadap-hadapan dengan aparat kepolisian, datanglah salah satu anggota DPRD Kab. Bekasi dari Fraksi PAN, Nurdin Muhidin. Pria yang juga selaku Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Kabupaten Bekasi ini melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian agar tidak melakukan represi terhadap buruh.

Ia mengatakan bahwa surat dari perwakilan buruh sudah sampai ke DPRD Kabupaten Bekasi dan Dewan Pengupahan Kabupaten (Depekab) Bekasi akan kembali berunding pada pukul 18.00 sampai 19.00 Wib di Hotel Grand Zuri, Cikarang.

Nurdin meminta massa untuk membubarkan diri. Massa yang mayoritas anggota FSPMI ini pun mulai membubarkan diri pada pukul 6 sore.

Sekali lagi, seperti yang sudah-sudah, aksi puluhan ribu dihadang oleh aparat dan tidak menghasilkan apa-apa. UMK Kabupaten Bekasi hanya naik dari Rp. 2,4 juta menjadi Rp. 2,8 juta, bukan Rp. 3 juta. Jumlah ini bahkan lebih kecil Rp. 100 ribu daripada UMK Kabupaten Karawang yang senilai Rp. 2,9 juta. Buruh belum mampu keluar dari situasi ini, padahal buruh Bekasi melakukan aksi di “kandang”-nya sendiri, yakni di kawasan-kawasan industri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *