10 Alasan Buruh Perlu Diupah Tinggi

0

Solidaritas.net – Tuntutan upah layak yang selalu disuarakan oleh gerakan buruh ternyata juga dibenarkan oleh para ekonom yang mendukung sistem kapitalisme sendiri. Meskipun memiliki dasar pijakan ekonomi politik yang berbeda, namun keduanya memiliki pendapat yang sama, bahwa upah yang tinggi akan menguntungkan.

upah naik
Foto ilustrasi: Upah naik.

Sudah sejak lama para ekonom liberal sendiri mengajukan sebuah pendapat disertai penelitian aktual bahwa peningkatan upah buruh berbanding lurus dengan peningkatan produktivitasnya dan terbukti pada dasarnya memberikan upah yang tinggi akan menguntungkan bagi pengusaha.

Dilansir dari Newsweek.com, sebuah artikel yang ditulis pertama kali di Paterson Institute of International Economics, seperti dikatakan oleh Alfred Marshall, bapak ekonomi modern, yang disampaikan lebih dari 125 tahun yang lalu

“Setiap perubahan dalam pendistribusian kekayaan dengan memberikan lebih kepada penerima upah dan memberikan sedikit kepada kapitalis, dengan hal lain yang setara, akan mempercepat peningkatan produksi material.”

Sejak saat itu banyak ekonom yang melakukan penelitian beserta riset untuk membuktikan kebenaran hipotesis Alfred Marshall tersebut yang menyatakan dengan meningkatkan upah akan menghasilkan penghematan. Berikut 10 alasan mengapa buruh perlu diupah tinggi.

1. Upah yang tinggi akan memotivasi buruh untuk bekerja lebih giat

Janet Yellen (1984) menyatakan bahwa upah yang tinggi akan menciptakan kondisi yang membuat buruh menjadi lebih produktif, dengan menitikberatkan pada “berkurangnya pengeluaran produksi yang diakibatkan pemborosan waktu, mengurangi kesalahan kerja, meningkatknya kualitas pencari kerja yang melamar dan meningkatkan semangat kerja.”

Diantara penelitian yang menunjukkan hal yang sama dilakukan oleh David I. Levine (1992), yang melakukan analisa pada perusahaan manufaktur besar dan Holzer (1990), yang melakukan analisa pada perusahaan nasional menemukan bahwa “perusahaan dengan upah yang tinggi dapat mengurangi biaya perekrutan dan melakukan penghematan biaya produksi, hingga lebih dari biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah akibat meningkatnya produktivitas buruh.”

Melalui survey yang dilakukan oleh Michel Reich (2003) terhadap pengusaha-pengusaha di bandara San Fransisco setelah kenaikan standar upah minimum disana menemukan bahwa mayoritas pengusaha melaporkan peningkatan prestasi kerja para buruhnya. Alexandre Mas (2006) yang melakukan penelitian pada Kepolisian New Jersey setelah kenaikan upah sebesar 17 persen, menemukan adanya peningkatan kinerja dalam penyelesaian kasus hingga 12 persen dibandingkan sebelum kenaikan upah.

(Baca selanjutnya di halaman 2)

2. Upah yang tinggi menarik buruh dengan kualitas lebih baik.

Banyak bukti menunjukkan bahwa upah yang tinggi akan menarik pelamar yang memiliki kualitas lebih baik. Penelitian yang dilakukan Ernesto Dal Bo (2013) menunjukkan bahwa lebih banyak pelamar kerja yang memiliki hasil tes IQ dan kepribadian dengan nilai tinggi didapatkan pada perusahaan dengan upah yang tinggi, sehingga lebih mudah mencari buruh yang sesuai dengan lowongan pekerjaan yang diiklankan.

3. Upah yang tinggi berdampak pada pengurangan biaya produksi, biaya perekrutan dan pelatihan.

Penelitian Reich (2003) menunjukkan adanya penurunan biaya produksi hingga 34 persen setelah kenaikan upah di bandara San Fransisco, sehingga perusahaan dapat menghemat hingga 6,6 juta dollar per tahun.  Penelitian yang dilakukan oleh Arindrajit Dube (2007) menunjukkan bahwa setelah kenaikan upah di San Fransisco, buruh lebih betah dengan perusahaan tempatnya bekerja. Penelitian yang dilakukan David Fairris (2005) yang dilakukan di Los Angeles menunjukkan bahwa setelah pengusaha memberikan upah yang tinggi kepada buruhnya, maka pengusaha memperoleh penghematan hingga seperenam dari keseluruhan biaya produksi.

4. Upah yang tinggi akan meningkatkan kualitas dan layanan pelanggan

Studi yang dilakukan Marshall R. Fisher (2006) terhadap 500 toko retail menunjukkan adanya hubungan positif antara pemberian upah yang tinggi dengan peningkatan pelayanan dan kepuasan pelanggan yang datang.

5. Upah yang tinggi mengurangi masalah disiplin dan kehadiran

Peter Cappelli dan Keith Chauvin (1991) mencatat bahwa perusahaan dengan upah tinggi, tindakan pendisiplinan yang dibutuhkan lebih rendah. Demikian juga dengan hasil survey yang dilakukan Reich (2003) terhadap para pengusaha di San Fransisco setelah kenaikan upah menyatakan adanya penurunan yang signifikan terhadap persoalan pelanggaran disiplin kerja. Hasil penelitian yang serupa membuktikan hal yang sama dilakukan oleh Wei Zhang (2013) di Kanada dan Christian Pfeifer (2010) di Jerman.

(Baca selanjutnya di halaman 3)

6. Perusahaan dengan upah tinggi membutuhkan sumber daya yang sedikit untuk melakukan pengawasan

Perusahaan dengan upah tinggi telah menciptakan budaya kerja keras di kalangan buruhnya sehingga mengurangi kebutuhan untuk mempekerjakan tenaga pengawas. James B. Rebitzer (1995) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan di bidang petrokimia yang upahnya rendah membutuhkan tenaga pengawas lebih banyak. Erica L. Groshen dan Alan B. Krueger (1990) menemukan bahwa perawat yang diupah tinggi membutuhkan lebih sedikit pengawasan dalam pekerjaannya. Andreas Georgiadis (2008) menemukan bahwa di rumah sakit Inggris “biaya upah yang tinggi diimbangi dengan biaya pengawasan yang rendah.”

7. Buruh dengan upah rendah, performa kerjanya lebih buruk

Berbagai penelitian terbaru membenarkan hal ini, Anandi Mani (2013) melakukan penelitian secara acak terhadap pengunjung mall dengan kemudian memberikan tes terhadap mereka. Setelah diminta untuk membayangkan bahwa posisi mereka saat itu sedang membutuhkan biaya darurat sebesar 1500 dollar, maka hasil tes kognitif mereka akan memburuk.

Sendhir Mullainathan dan Eldar Shafir (2013) melakukan beragam eksperimen dengan tes mental menemukan bahwa stress yang diakibatkan oleh kemiskinan mengakibatkan orang dapat melakukan tindakan-tindakan impulsif dan tidak tepat. Dan memang dalam Laporan Pembangunan oleh Bank Dunia (2015) menyatakan bahwa kemiskinan mengurangi kapasitas mental dan kontrol diri.

Mekanisme lain yang membuat upah tinggi dapat memberikan keuntungan adalah :

8. Upah yang tinggi berhubungan dengan kesehatan dan stamina yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas buruh.

9. Kepuasan terhadap pekerjaan akan mengurangi konflik diantara buruh dan pengusaha.

10. Meningkatnya reputasi di mata pelanggan ( perbandingan reputasi antara Costco dan Walmart)

Semua dampak positif ini dapat saling berinteraksi untuk memberikan dampak positif dan keuntungan yang lebih besar, misalnya produktivitas seorang buruh dapat mempengaruhi produktivitas rekan buruhnya yang lain, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Alexandre Mas dan Enrico Moretti (2009).

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *