Aksi Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM Makin Radikal

0

Solidaritas.net – Aksi-aksi mahasiswa yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin radikal. Di Palu, Gerakan Mahasiswa (Gema) Sulawesi Tengah yang terdiri dari berbagai elemen, seperti Pembebasan, Semad, SMIP, Bem IAIN, HMI-Mpo, Walhi dan LMND-DN, menggelar acara Panggung Rakyat pada Selasa (4/11/2014). Panggung Rakyat ini bertujuan mengajak rakyat untuk bersama melawan rencana kenaikan BBM yang akan digulirkan oleh Pemerintahan Jokowi-JK.

gema sulteng tolak kenaikan harga bbm
Gema Sulteng menolak kenaikan harga BBM dan menuntut nasionalisasi aset-aset vital. Kredit: Smip Sulteng.

Gema Sulteng juga melakukan aksi penggalangan dana sembari menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Namun, Satpol PP memukuli dan menangkapi mahasiswa yang dianggap mengamen.

“Setelah panggung rakyat, kami menggalang dana di seputaran Taman Gor. Tiba-tiba Satpol PP menangkap dan memukuli tiga kawan kami, yakni Fredi anggota SMIP, Irwan anggota Pembebasan dan Zain anggota LMND-DN. Bahkan, kawan-kawan kami sempat digelandang ke kantor Satpol PP, tapi sudah dilepaskan,” kata Abdi, salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam aksi.

Keesokan harinya, puluhan massa Gema Sulteng kembali melakukan aksi di depan Kantor DPRD Sulteng Kali ini mahasiswa juga menuntut pencopotan Kasat Satpol PP PP.

Di hari yang sama, Presiden Jokowi berkunjung ke Makassar disambut oleh ratusan mahasiswa Makassar. 4000 polisi dikerahkan membubarkan paksa aksi ini, namun mahasiswa menolak dibubarkan dan melakukan perlawanan. Puluhan mahasiswa luka-luka akibat pukulan dan pengeroyokan yang di lakukan oleh polisi.

Aksi terus berlanju pada hari Kamis, 6 November 2014, mahasiswa kembali melakukan aksi. Demonstran bahkan sempat menyandera mobil pengangkut BBM. Bentrokan kembali terjadi, satu mahasiswa terkena tembakan peluru karet di bahu kirinya.

Meski belum ada kepastian tanggal kapan BBM akan dinaikan, mahasiswa sudah bersiap-siap dengan perlawanan yang radikal. Menurut Ketua Umum Pembebasan, Arie Lamondjong, rencana Pemerintahan Jokowi-JK yang akan menaikan harga BBM adalah upaya mencabut subsidi secara perlahan-lahan sesuai dengan skema ekonomi neoliberal yang pro pasar dan anti subsidi..

“Dampak kenaikan BBM akan membuat harga bahan pokok ikut melonjak yang akan semakin menyengsarakan rakyat. Pemerintahan Jokowi-JK hanya menjadikan ‘berdikari’ sebagai jargon politik. Padahal pemerintah bisa menerapkan pajak progresif ke orang kaya dan nasionalisasi aset vital untuk membiayai program sosial rakyat.

Ia juga menyerukan agar mahasiswa dan rakyat melakukan perlawanan sebesar-sebesarnya untuk menolak kenaikan harga BBM.

“Hayo kepung pusat-pusat pemerintah. Kebijakan Jokowi yang hanya memperbaiki aspek manajerial, terbukti semakin tidak populis dan malah mengorbankan rakyat miskin,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *